Tuesday 31 March 2015

Aksi Mahasiswa (IMM) didepan gedung DPRD Kuningan Jawa Barat


SAkuningan News - Tidak adanya kemajuan Indonesia semenjak dipimpin oleh Presiden Joko Widodo atau Jokowi, menda­pat kritikan pedas dari para aktivis Ikatan Mahasiswa Muham­ma­diyah (IMM) Kuningan. Jumat (27/3), mereka mendatangi Ge­dung DPRD Kuningan guna me­nge­luarkan ultimatum terhadap Jokowi.

Aksi yang dilancarkan para aktivis IMM ini tergolong aksi damai. Dalam orasinya mereka mengkritisi pemerintahan Joko Widodo dan Jusuf Kalla. Itu disuarakan mengingat para mahasiswa tidak melihat adanya kemajuan sama sekali. Sebaliknya, mereka justru melihat dalam kurun waktu satu tahun masa pemerintahan mantan wali kota Solo tersebut jauh lebih terpuruk ketimbang rezim sebelumnya.

Koordinator aksi, Sadam Husen dalam orasinya mengatakan, di awal pemerintahan kenaikan BBM berulang kali terjadi. Kondisi itu pun diperparah dengan kenaikan harga sembako. Belum lagi nilai rupiah yang terus merosot hingga menyentuh level Rp13 ribu yang berimbas semakin melejitnya harga beras di pasaran.

“Begitu juga dengan tiket kereta api pun mengalami kenaikan hingga 15 persen. Penegakkan hukum terutama pemberantasan korupsi semakin melemah dan kekacauan penegakan kedaulatan hukum di Indonesia yang tak semakin jelas,” teriak Sadam di depan Gedung DPRD.
Selain mengkkritisi peme­rinta­han Jokowi, dalam orasinya Sadam mengajukan empat tuntutan. Di antaranya turunkan harga-harga, dukung agenda reformasi berupa pemberantasan korupsi, penegakkan kedaulatan hukum serta wujudkan stabilitas Nasional. Keempat tuntutan ini wajib dipenuhi oleh Presiden Jokowi.

Seraya mengajukan empat tuntutan, para aktivis IMM Kuningan memberikan ultimatum kepada Presiden Jokowi. Ultimatum tersebut berisi: jika sampai batas waktu 20 Mei 2015 empat tuntutan itu tidak bisa dipenuhi, maka Jokowi diminta mundur dari jabatannya.
“Ini bukan aksi yang terakhir. Bila sampai 20 Mei nanti pemerintah tidak melakukan perbaikan secara signifikan maka mahasiswa dan rakyat memohon dengan hormat agar bapak Jokowi mundur dari kursi presiden RI,” tegas Sadam.

Aksi mereka dilancarkan sekitar pukul 09.00 dan tidak memakan waktu lama. Selain berorasi, mereka juga membentangkan spanduk dan poster berisi kekecewaan terhadap pemerintahan Jokowi. Bahkan mereka melakukan salat jenazah sebagai simbol terpuruknya bangsa.

Penjagaan ketat dilakukan aparat kepolisian dalam meng­hadang massa. Kedatangan mereka akhirnya diterima oleh beberapa wakil rakyat seperti Arifudin SP, Saw Tresna Septiani SH, H Ending Suwandi MM, dan H Dede Ismail SIP.

Lantaran isu Nasional, anggota DPRD Kuningan hanya merespons para demonstran dengan berjanji akan menyampaikan aspirasi mereka ke pusat. “Kami akan sampaikan aspirasi ini,” kata Arifudin.

0 komentar:

Post a Comment