SAKuninganNews - Joko Widodo terpilih menjadi Presiden Republik Indonesia untuk periode 2014-2019, bersama dengan Jusuf Kalla sebagai Wakil Presiden. Selama kepemimpinannya, Jokowi menghadapi berbagai permasalahan yang seolah menguji kinerja dari mantan Walikota Solo tersebut.
Dimulai dengan kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) yang menuai banyaknya kritik dari rakyat kecil yang kecewa atas kinerja Jokowi di awal kepengurusannya sebagai Presiden. Selain itu, dicalonkannya Budi Gunawan sebagai Kapolri meski telah ditetapkan tersangka, dan tak dapat mencegah pelemahan dan kriminalisasi pimpinan KPK, pun sempat menuai kritik.
Bahkan Eksekutif Mahasiswa dan Aliansi BEM Fakultas Universitas Brawijaya (UB) menilai pemerintahan di bawah Jokowi- JK mendapat nilai indeks prestasi (IP) Nasakom atau nasib satu koma. Sehingga dianggap tidak lulus dan harus mengulang untuk semester ini karena nilainya yang menyedihkan.
Menanggapi hal tersebut, Wakil Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) RI Oesman Sapta Odang menegaskan bahwa penilaian atas kinerja Jokowi - JK masih terlalu dini. Menurutnya, tidak mungkin menilai kepemimpinan yang baru berjalan 100 hari dengan permasalahan yang sudah mengakar selama berpuluh-puluh tahun.
"Terlalu cepat dan terlalu pagi untuk mengevaluasi pekerjaan yang sudah ditinggalkan oleh pemerintah yang lama. Bagaimana kita membicarakan 100 hari berjalannya negara yang sudah rusuh selama berpuluh-puluh tahun, dan dibicarakan dalam satu bulan," jelas Oesman acara diskusi di Cheese Cake Factory, Cikini, Jakarta, Minggu (22/3).
Oesman menambahkan, adalah hal aneh jika permasalahan tersebut bisa diselesaikan dalam waktu 100 hari. "Indonesia ini terlalu besar, aneh jika bisa diselesaikan selama 100 hari," imbuh Oesman.
Sementara itu, pengamat politik Lembaga Pemilih Indonesia (LPI) Boni Hargens menambahkan evaluasi terhadap pemimpin negara paling cepat bisa dilakukan setelah satu tahun masa jabatannya.
"Mengevaluasi Jokowi - JK terlalu cepat, terlalu dini. Tahun depan baru bisa kita lihat kinerja Jokowi seperti apa," ujar Boni.
0 komentar:
Post a Comment