SAKuningan News - Tertarik melihat sepasang batu akik bacan doko super, Toni, 45 tahun, rela mengeluarkan uang sebanyak Rp 22 juta. Dia merogoh kantong celananya dan mengambil Rp 10 juta. Sisanya dia ambil dari kartu debit dan kredit yang digeseknya di mesin gesek di tempat ia membeli batu itu.
"Pemiliknya tidak mau kurang," kata Toni di Pasar Segar Panakkukang, Jalan Penganyoman, Jumat, 27 Maret 2015.
Pasar Segar mendadak menjadi pasar batu akik dan corak. Toni, pengusaha asal Jakarta, sedang dalam perjalanan bisnis di kota ini. Batu akik bacan doko hijau itu dia beli sebagai oleh-oleh. "Saya dengar ada pameran batu, jadi saya ke sini untuk melihat," kata Toni.
Ia mengaku banyak pedagang yang menawari dia membeli bongkahan batu saja karena harganya murah dan bisa menghasilkan banyak batu akik.
"Tapi saya tidak bisa menunggu. Saya mau batu yang sudah jadi. Tinggal dipakai saja," katanya.
Pameran batu akik Kota Permata di Pasar Segar ini ramai dikunjungi warga Makassar dan luar Makassar. Orang tua, pria, perempuan, dan anak-anak memadati pameran di lantai dua gedung bekas Makassar Mall itu.
Pameran ini digelar Gemstone Lover, komunitas pencinta batu akik di Makassar. Pameran yang digelar pada 26-29 Maret ini menghadirkan puluhan pedagang akik lokal, Jakarta, Jawa Tengah, Jawa Timur, Aceh, dan Ternate.
"Ini adalah laboratorium uji pertama di luar Jawa," kata Agus Dwi dari ACC Gem Lab.
Yulianti, peserta pameran dari Pulau Buru, Ambon, mengatakan harga bacan doko super yang dibeli Toni masih tergolong murah. Batu serupa pernah dia jual seharga Rp 50 juta hingga Rp 500 juta . "Bagi pencinta batu, harga ini masih murah," kata Yulianti, yang mengaku baru pertama kali ini ke Makassar.
Pengunjung dengan isi kocek terbatas bisa berburu batu sisik naga asal Enrekang dan higado dari Bau-Bau yang dilego Rp 100-300 ribu per satu cincin.
0 komentar:
Post a Comment