SAKuningan News - Nenek Fatimah (90) kembali lolos dari gugatan perdata terkait sengketa tanah yang dilayangkan kedua kalinya oleh anak dan menantunya yakni Nurhanah dan Nurhakim, dalam persidangan di Pengadilan Negeri (PN) Tangerang, Selasa (21/4).
Senyum sumringah keluar dari wajah ibu delapan anak ini setelah mendengar putusan majelis hakim yang menyatakan tidak dapat menerima gugatan (N.O) pihak penggugat.
"Alhamdulillah sudah selesai. Saya capek ikut sidang," katanya saat keluar dari ruang sidang.
Sementara Kuasa Hukum Fatimah, Aris Purnomo Hadi menjelaskan hakim menyatakan N.O karena pihak penggugat, yakni menantu kliennya, Nurhakim, merasa tidak pernah membuat surat pernyataan menjual dan bersedia balik nama tanah seluas 397 meter persegi, yang terletak di Gang Musholla RT 002/001 Kelurahan Kenanga, Kecamatan Cipondoh, Kota Tangerang.
"Nurhakim menyatakan bahwa surat yang ditunjukkan pihak Fatimah yang berisi tanda tangannya adalah palsu. Hakim meminta pemalsuan itu harus dibuktikan dahulu, sehingga gugatan dinyatakan N.O," jelasnya.
Namun menurut Aris putusan hakim tidak adil karena belum bisa memberikan kepastian hukum. Artinya jika pemalsuan tanda tangan itu bisa dibuktikan, maka Nurhakim bisa melayangkan gugatan kembali.
"Ya kita berharap ada hati nurani, dari penggugat untuk taubat datang ke ibunya. Selesaikan masalah ini. Jangan nuntut lagi," ujarnya.
Sedangkan kuasa hukum Nurhakim, M Singarimbun mengatakan bahwa kurang puas dengan putusan hakim yang tidak memenangkan atau mengalahkan kedua belah pihak. Namun pihaknya terus berupaya untuk melakukan pembuktian pemalsuan tersebut.
"Sebelumnya kan kita ada laporan pidana ke polisi yang belum tuntas. Nanti kita kejar untuk pembuktian KTP Nurhakim yang dipalsukan itu. Tidak banding, tidak masalah, kita bisa gugat lagi," tukasnya.
0 komentar:
Post a Comment