Thursday 10 December 2015

Sejarah Dan Nama Kepala Desa Sukamukti Kecamatan Jalaksana Kabupaten Kuningan



SAKuningan News - Pada jaman dahulu kala di lembah Gunung Ciremai terdapat seorang tokoh yang bernama   “ Buyut Gandri  ”. Pada suatu hari mbah Buyut Gandri menghadap kepada Mbah Buyut Cirebon sambil membawa bibit Jambu Kletuk dan seorang anak laki-lai yang berumur 4 tahun. Menghadapnya mbah Buyut Gandri ke Cirebon bertujuan untuk minta nama Kampung yang ditmpatinya dilembah Gunung Putri (anak Gunung Ciremai), karena anak yang dibawa sangat cakep dan serba pantes, baik tingkah laku maupun cara berpakaiannya, maka mbah Kuwu Cirebon memberi nama Kampung tresebut dengan sebutan “SEDA MECAK”, yang atinya seda adalah anak dan mecak adalah pantas.

Lain dari pada itu, mbah Buyut Gandri terkenal dengan kekuatannya dan kesaktiannya oleh karena itu buyut Gandri terkenal dengan julukan INDRA SAKTI.

Pada waktu Mesjid Agung akan Didirikan, maka Mbah Kuwu Cirebon mina bantuan kepada Mbah Buyut Gandri untuk dikirim Bambu. Mbah Buyut Gandri Menyanggupinya lalu menebang, karena waktu akan dangkut sudah keluar Fajar (kesiangan), maka bambu tersebut sebanyak 200 batang disandarkan kepada pohon nangka. Karena  ilmu kekuatannya bambu tersebut dipikul dan dibawa ke Cirebon menjadi dua pikulan.

Pada waktu pengiriman kedua, sesampainya di Cirebon, Buyut Gandri terganggu kesehatannya, lalu oleh Mbah Kuwu Cirebon disuruh pulang karena di Kampung SEDA MECAK akan terjadi sesuatu. Mengingat pentingnya hal tersebut dan emi cepatnya perjalanan, maka mbah Buyut Gandri memanfaatkan (membaca apa yang bernama Pamecatan), karena waktu menenjrag tanah/bumi terdengar suara yang sangat nyaring (sada), mulai saai itulah SEDA MECAK menjadi SADA MECAK.

Sesampainya di SADA MECAK, ternyata ada sesuatu kejadian yaitu pohon nangka yang dipakai mnyandarkan bambu, menjadi Doyong (bongkok)  dan beliau berpesan apabila kelak pulang, minta dimakamkan di dekat pohon nangka tersebut (NANGKA BONGKOK). Sebelum Mbah Buyut Gandri pulang, beliau beresan antara lain :

1.      Dikelak kemudian hari apabila ada orang masuk ke Desa SADA MECAK, khususnya melalui Buyut Bodas (Mungkal Bodas) tapi tidak mengucapkan salam, maka orang tersebut akan apes atau Naas, meskipun orang tersebut memiliki ilmu yang tinggi.
2.      Apabila ada orang yang berbuat jahat di desa SADA MECAK maka lambat atau cepat akan trungkap (apes)

Mbah Buyut Gandri meninggalkan dua buah kitab, yang satu boleh dibaca yang satu tidak boleh dibaca dan kitab tersebut sekarang masih ada disalah seorang warga Desa SADA MECAK.
Nama SADA MECAK karena logat yang ada menjadi sebutan “SADAMECAT”. Pada tahun 1948 sampai dengan tahun 1949 Desa Sadamecat disebut Jogya ke II, dengan adanya basis Griliyauntuk mengadakan perlawanan terhadap tentara Belanda.

Pada tahun 1948 sepuluh hari lamanya Desa Sadamecat disebut Desa Sukamulia, karena banyak dibicarakan bahwa nama Sukamulia kurang Cocok maka sesepuh Desa Bernama SETIAHADISASTRA mengadakan raat atau Musyawarah dn menghasilkan nama yang baru yaitu Desa SUKAMUKTI, yang artinya Suka itu Senang dan Mukti yaitu Gemah Ripah.

Mata Pencahariaan penduduk Desa SUKAMUKTI adalah bercocok tanam padi, dengan saluran air yang ada pada saat itu sangat darurat, konon pembuatan saluran air tersebut adalah Mbah Buyut Hawuk, beliau dapat membuat dua saluran air yaitu yang ke kiri dari saluran induk Cilengkrang diberi nama HAWANGAN TONGGOH dan yang ke kanan diberi nama HAWANGAN PAJAMBON.

Untuk membuat saluran air Hawangan Tonggoh, harus melewati lereng Tarikolot, dalam mengerjakan saluran tersebut Mbah Buyut Hawuk pada Kayu Bundar (Jojodog) dari pohon Randu, yang sampai sekarang jojodog tersebut masih ada sekalipun kondisinya sudah tergolong Rusak dan benda tersebut sampai sekarang masih ada.

Untuk mengenang jasa beliau, setiap tahunnya diadakan Upacara adat dengan nama PAPALIDAN (selamatan pada mulai mengolah sawah atau musim tanam), upacara adat tersebut diikuti oleh seluruh perangkat desa dan warga Masyarakat, dengan harapan mendapat berkah dari Tuhan Yang Maha Kuasa.

Bangunan Balai Desa dan alun-alun Desa semula terletak disebelah Barat Mesjid (± 50 M) kemudian sewaktu Kuwunya yang bernama Kuwu Windu, balai Desa dan Alun-alun dipindahkan seperti Sekarang ini.

Adapun bangunan mesjid yang semula dipanggung, pada tahun 1941 semua Kuwunya MINTARASASMITA dirubah menjadi Permanen berukuran 11 x 11 M dan Mesjid tersebut pada tahun 1969 semasa Kuwunya A NURPADI diperlebar lagi menjadi 24 x 18 M dan pada tahun 1984 pada masa Kuwunya DJUDJU M ZAENUDIN diperbaiki lagi dan diselesaikan pada masa Pejabat kepala desa bernama MOMON SUTISNA BA.

BALONG DALEM DAN CANDI

Pinangeran Buyut Sapirin titisan Prabu Luragung Arkadibrata, setelah masuk Islam oleh Gusti Hyang Hidayatullah diutus ke arah barat dan kemudan singgah di Desa Sukamukti, sesampianya di Desa Sukamukti beliau membuat kolam yang cukup dalam maka terkenal dengan sebutan BALONG DALEM  dan diteangah-tengahnya ada sebuah Balai Kambang tempat beristirahat sekaligus tempat beribadah.

Keadaan Desa Sukamukti pada Waktu itu berbentuk sama Dengan balong Dalem dan dari situlah terpetik cerita apabila dikemudian Hari bentuk desa jauh berbeda dengan bentuk Balong Dalem, maka akan timbul Desa baru.

Pangeran Buyut Sapirin sepulangnya dari Mekah manjadi seorang Haji yang mendapat julukan Haji Gede, beliau meninggalkan sebuah patung dari Kayu yang diberi nama BUYUT BIMA PERTALA, disini sudah terlihat betapa tingginya nilai seni Budaya yang dimiliki pada saat itu dan dikemudian hari akan lahir pemahat patung dan membuat Wayang Golek dan diakui akan banyak laki-laki yang berambut panjang. Akhirnya beliau wapat dan dimakamkan disekitar area BALONG GEDE.

Adapun yang pertama kali membuat desa adalah Bapak Buut Panji dan disini pula terdpat Kampug Babakan yang berada disebelah Barat daya desa SUKAMUKTI, mengingat kampung Babakan kurang aman, suka terjadi bencana alam, maka kampung tersebut dipindahkan ke sebelah Utara Desa Sukamukti yang sekarang disebut KARANG ANYAR.



Nama Kuwu atau Kepala desa yang pernah memimpin Desa SUKAMUKTI :
1.      Kuwu Arpian
2.      Kuwu Sindu
3.      Kuwu Palawira (Kuwu Alus, Kuwu Uncal)
4.      Kuwu Kebat
5.      Kuwu Endri
6.      Kuwu Sudana (tahun 1936)
7.      Kuwu H. Mintara (tahun 1936 s/d 1960)
8.      Kuwu Emo (tahun 1960 s/d 1967)
9.      Kuwu A. Noerpadi (tahun 1968 s/ 1975)
10.  Kuwu Shama (tahun 1975 s/d 1978)
11.  Kuwu Djudju M Zaenudin (1979 s/d 1985)
12.  Pjs. Momon Sutisna, BA (tahun 1985 s/d 1987)
13.  Pjs. Djamhari (tahun 1987 s/d 1989)
14.  Kuwu Emi (tahun 1989 s/d 1998)
15.  Kuwu H. Ruslan (tahun 1998 s/d 2006)
16.  Pjs. Hery Heryanto (tahun 2006 s/d 2007)
17.  Kuwu Nana Mulyana (tahun 2007 sampai sekarang)


0 komentar:

Post a Comment