Bank sentral Amerika Serikat atau The Federal Reserve (The Fed) telah mengumumkan kenaikan suku bunga acuan (fed fund rate) menjadi 0,50 persen dari sebelumnya 0,25 persen.
Kebijakan The Fed ini terbukti tidak berpengaruh signifikan pada perekonomian Indonesia. Hal ini terlihat dari nilai tukar Rupiah yang masih stabil di atas level Rp 14.000 per USD.
SAKuningan News - Mengutip data Bloomberg, Rupiah tadi pagi dibuka di level Rp 14.033 per USD dan kini berada di Rp 14.040 per USD. Tidak ada pergerakan berarti dari nilai tukar Rupiah hingga siang ini.
Sebelumnya, Bank sentral Amerika Serikat, The Federal Reserve (The Fed), akhirnya menaikkan suku bunga acuan menjadi 0,50 persen dari sebelumnya 0,25 persen. Kenaikan suku bunga ini pertama kali dalam hampir satu dekade terakhir.
Kenaikan suku bunga menjadi pertanda bahwa bank sentral Amerika percaya kondisi ekonomi AS telah pulih dari krisis keuangan pada 2007-2009 lalu. Naiknya suku bunga ini menutup perdebatan panjang yang sudah dimulai sejak akhir tahun lalu.
"Dengan ekonomi terus membaik, kenaikan suku bunga ini sudah tepat," ucap Gubernur The Fed, Janet Yellen seperti dikutip Reuters, Kamis (17/12).
Yellen menyebut pemulihan ekonomi AS mulai menunjukkan perbaikan dan perkembangan. Hal ini dapat dilihat dari turunnya angka pengangguran ke level 5 persen sampai tingkat inflasi yang diprediksi sekitar 2 persen.
Bank sentral AS menekankan, kenaikan suku bunga masih akan dilakukan secara bertahap dengan memperhatikan indikator-indikator perekonomian AS, salah satunya adalah tingkat inflasi ke depan.
"Prosesnya ini akan berjalan secara bertahap," ujar Yellen.
The Fed memprediksi jumlah pengangguran di AS bisa turun ke 4,7 persen dan pertumbuhan ekonomi bisa mencapai 2,4 persen di tahun depan.
Pejabat The Fed meyakini kebijakan ini tidak akan banyak mengganggu pasar keuangan, yang diharapkan naik pada minggu ini.
0 komentar:
Post a Comment