SAKuningan News - Bisnis berbasis teknologi diyakini menjadi ladang perang para orang kaya Indonesia meraup keuntungan di masa mendatang. Sebab, generasi muda Indonesia saat ini disebut hampir seluruhnya melek teknologi.
Dilansir dari Tech In Asia, bisnis berbasis teknologi memiliki resiko kecil sementara potensi keuntungan besar. Maka dari itu, jika para keluarga terkaya Indonesia ini tidak segera menancapkan kukunya di bisnis ini, diyakini dalam 10 tahun dirinya akan terlempar keluar dari daftar.
Sebagai contoh, keluarga konglomerat sawit Indonesia mulai melakukan investasi sebesar USD 100.000 di bisnis online atau daring. Angka ini tentu lebih kecil dibandingkan jika membuka lahan baru di Kalimantan.
Sementara, taipan properti mulai menaruh investasi USD 300.000 pada aplikasi kencan daring dibanding membangun mall baru di Jakarta Barat.
Berikut kami akan merangkum para keluarga terkaya Indonesia dan daftar bisnis online miliknya.
1. Grup Lippo
Beberapa tahun ke belakang, Lippo Grup menjadi yang teraktif dalam investasi bidang startup. Total, dana sekitar USD 150 juta digelontorkan melalui Ventura Capital untuk mengatur strategi investasi di Indonesia dan Asia Tenggara.
Di masa lalu, Lippo ialah salah satu pemain besar dalam bidang properti di Asia Tenggara. Sejauh ini Lippo adalah pemilik dari Rumah Sakit Siloam dan Supermarket Matahari.
Saat ini, Lippo telah meluncurkan situs belanja MatahariMall. Harapannya, MatahariMall dapat menggeser Lazada sebagai situs belanja di Indonesia.
2. Sinar Mas
Sinar Mas adalah perusahaan milik salah satu taipan Indonesia, Eka Tjipta Widjaja. Sinar Mas telah mengembangkan bisnis ke sejumlah sektor seperti properti, jasa keuangan, pertanian, telekomunikasi, hingga tambang.
Sinar Mas saat ini juga telah membentuk sebuah Ventura Capital teknologi mandiri bernama Sinar Mas Digital Ventures. Perusahaan ini telah melakukan investasi ke sejumlah startup seperti aCommerce, Female Daily Network, GiftCard Indonesia, Cantik, dan HappyFresh.
Sinar Mas turut sebagai penyumbang dana terbesar bagi Ardent Capital. Ardent adalah salah satu perusahaan investasi bisnis online teragresif di Indonesia dan Asia Tenggara saat ini.
3. Djarum
Djarum adalah salah satu perusahaan rokok terbesar di Indonesia. Pada krisis moneter 1998, Djarum tergabung dalam sebuah konsorsium pembeli Bank Central Asia (BCA). Djarum pemilik 51 persen saham BCA. Keluarga Hartono, pemilik Djarum, adalah taipan yang terus konsisten bercokol dalam daftar orang terkaya Indonesia dengan jumlah harta sekitar USD 16,5 miliar.
Anak dari Budi Hartono lah yakni Martin Hartono yang mulai berbisnis di bidang teknologi. Martin sudah beberapa tahun berkecimpung dalam sektor ini melalui perusahaannya Global Digital Prima Venture.
GDP Venture adalah pemilik dari situs Kaskus dan BliBli. Selain itu, GDP juga pemilik dari Infokost, Bolalob, Mindtalk, DailySocial, Kincir, dan Opini.
4. Grup Salim
Grup Salim adalah pemilik dari perusahaan Indofood dan Bogasari. Indofood adalah produsen mi instan terbesar dunia, sementara, Bogasari ialah produsen tepung. Beberapa dekade ke belakang, Salim menjajakan kakinya di sektor properti dan hotel serta resort.
Grup Salim bisa jadi merupakan pemain pertama dalam bisnis perdagangan online pada 1997. Meski sejak saat itu gagal, namun, mereka mengklaim akan mencoba kembali membangun raksasa bisnis jual beli online.
5. Grup Bakrie
Achmad Bakrie, pemilik Grup Bakrie, telah memutuskan berinvestasi di sejumlah sektor bisnis seperti tambang, migas, properti, infrastruktur, perkebunan, media, dan telekomunikasi Indonesia. Grup ini adalah salah satu yang terbesar di Indonesia, di mana 10 perusahaannya telah terdaftar di bursa saham.
Pada Januari 2014, Grup Bakrie menggelontorkan dana sekitar USD 25 juta untuk media sosial Path. Saat ini, Grup Bakrie juga telah bekerja sama dengan perusahaan ventura lokal Convergence Ventures. Namun, tidak dijelaskan bagaimana skema bisnis ke depannya.